HEADLINE

PUISI PUISI REMON SULAIMAN (Jambi)

(dikutip dari www.simalaba.com)


PUISI PUISI REMON SULAIMAN


MERAYAKAN CINTA YANG KALAH

Aku masih sempat melihat punggung matahari dan sebelum kau menutup jendela dari langit merah senja

Nyalakan itu lampu katamu
Malam mengintai di luar sana
Kita tak akan ditemukan jika berlindung di bawah cahaya
Dan aku lebih memilih menurut
Mengikuti rasa takut yang akut
Aku ingin menjadi kucing rumahan saja kali ini
Bergelung di pangkal lehermu yang berdenyut Berjaga jika maut datang menjemput

Segalanya ada dalam pikiranmu sendiri
Katamu lagi
Kita bangun sorga meskipun ada di bilik penjara
Segalanya sudah cukup di sini
Ranjang kecil
Kamar mandi dan sikat gigi
Bahkan televisi

Tersenyumlah
Negara ini masih menyisakan ruang untuk merayakan cinta yang kalah

Muarabungo, 2017


MENUJU PULANG

Ke laut lapang
Kutinggalkan pelabuhan kecil
Ketika redup bintang utara
Hilang memandu pelayaran

O, kelembutan yang pedih
Duhai keteduhan yang tajam
Lengang nian jalan pulang

2017

PENYAIR YANG ADA-ADA SAJA

:Maulidan Rahman Siregar

Diam-diam kau tulis puisi
Lalu membacanya di dalam hati
Tapi juga takut didengar tulang rusukmu sendiri
Hesti
Hesti
Puisi tak bisa jadi nasi

Bukittinggi, 2017

DI HADAPAN MUKA CERMIN

Wajah asing
Mata merah luka
Engkau milik siapa?
Bertahun sudah
Aku membuang muka

2017

PENYAIR DAN MAKANAN RINGAN

Mengapa di kedaimu engkau hanya menjual makanan ringan, Penyair?
Karena hidup ini berat abang
Sepertinya kita belum merdeka

2017


Tentang penulis

Remon Sulaiman, lahir di Bukittinggi, Sumbar. Pemilik akun Little Lite. Tinggal di Bungo, bergiat di komunitas Seniman Bungo, Jambi

No comments