HEADLINE

KITA, DULU DAN SEKARANG


Tidak terasa begitu banyak tahun yang terlewat dalam rentang usia kita, menciptakan jarak hingga bermil mil jauhnya antara seberangmu dan seberangku.

Dua puluh dua tahun. Waktu yang benar benar sempurna untuk saling melupakan, ketika kita bahkan mungkin tak mampu lagi saling mengenali raut wajah dan binar mata satu dan yang lainnya.



Hai, tapi aku tidak lupa akan banyak hari yang pernah menjelma dalam potongan kenangan di biji biji kalender, membingkai kita dalam sebuah lingkaran manis yang saling  bersinggungan.

Apa kabarmu kawan? Usuf, Upik, Syarif, Heny, juga Lisda dan Rini atau wajah wajah lain yang maaf tak mampu kusebutkan satu persatu.



Tentunya telah banyak yang berubah semenjak kau kutinggalkan begitu juga mungkin lorong lorong sepanjang kelas fisika, biologi hingga sos yang selalu ramai dengan riuh canda di jam istrahat sebab di zaman itu kita belum mengenal gedget sehingga teman adalah segalanya bagi kita.


Yah, kita adalah generasi emas karena pada zaman itulah kita masih merasakan serunya pulang sekolah rombongan berjalan kaki, naik sepeda mini ataupun turun naik di pelabuhan sekaligus terlantar menunggu kelotok yang mengantarmu menyeberang ke kampung Lepasan hingga ke Bantuil.

Di zaman itu juga kita masih bisa merasakan cukup dengan uang saku 500 rupiah kita bisa makan kenyang sepiring soto atau mie " bekuhup" atau wadai yang lainya di warung Amang Ibas tanpa takut terkontaminasi borax ataupun formalin 😋.

Tiga tahun yang tidak terasa, dan ketika dua puluh dua tahun itu telah terlewati semoga kita tetaplah sosok sosok yang sama.


Sukses selalu teman. Dimanapun kalian berada dan apapun kehidupan yang sekarang dijalani semoga selalu mendapatkan kebahagiaan. Kelak di suatu saat di hari yang lain dan di waktu yang tepat ALLAH SWT yang akan kembali mempertemukan langkah langkah kita. Salam badingsanakan ( R.Tia dari berbagai sumber )

No comments